Adab dan Rahmatan Lil'alamiin dalam Memperlakukan Hewan Qurban Saat prosesi penyembelihan. Seperti manusia, hewan juga memiliki perasaan dan bisa mengalami stres. Karena itu, panitia pemotongan hewan kurban dilarang untuk menyembelih hewan kurban di dekat kawanannya. Pernyataan itu disampaikan oleh dokter hewan Adnan Ahmad. Upayakan tempat pemotongan hewan kurban jangan sampai dekat dengan kandang, atau tempat hewan kurban lainnya yang akan disembelih. Hewan punya perasaan juga, bisa stres. Itu pengaruh. Sebaiknya tidak melihat temennya yang disembelih juga tempat penyembelihan tidak boleh sama (bekas yang sudah hewan di sembelih) Aroma darah pasti tercium oleh hewan qurban berikutnya. (Next) Perlu dicatat, selain kelayakan hewan kurban yang meliputi kelengkapan fisik, kesehatan dan umur, hewan ternak juga perlu mendapat perlakuan agar kesejahteraannya terjamin. Saat kesejahteraan hewan terjamin, maka timbal baliknya hewan akan sehat, gemuk, dan insya Allah bertambah berkah. Pengertian kesejahteraan hewan atau animal welfare menurut UU Peternakan dan Kesehatan Hewan Nomor 18 Tahun 2009 pasal 1 Ayat 42 adalah segala urusan yang berhubungan dengan keadaan fisik dan mental hewan menurut ukuran perilaku alami hewan yang perlu diterapkan dan ditegakkan untuk melindungi hewan dari perlakuan setiap orang yang tidak layak terhadap hewan yang dimanfaatkan manusia. Penerapan kesejahteraan hewan (kesrawan) khususnya pada saat penyembelihan hewan kurban sangat penting karena dapat meningkatkan kualitas mutu dan keamanan dari daging kurban sehingga diharapkan berimbas pada kesejahteraan manusia. Penerapan kesrawan selaras dengan ajaran Nabi Muhammad SAW. Nabi SAW bersabda “Sesungguhnya Allah mewajibkan berbuat baik (ihsan) atas segala sesuatu. Jika kalian membunuh (dalam qishah,-pent) maka berbuat ihsanlah dalam cara membunuh dan jika kalian menyembelih maka berbuat ihsanlah dalam cara menyembelih, dan hendaklah salah seorang dari kalian menajamkan pisaunya dan menyenangkan sembelihannya,". Berbuat ihsan pada hewan kurban salah satunya adalah dengan menajamkan pisaunya. Pisau yang tajam membuat sayatan tidak terlalu banyak cukup satu sampai tiga kali sehingga luka sayatan menjadi sempit dan tidak terlalu banyak syaraf yang teriris sehingga sapi tidak terlalu tersakiti. "Luka sayatan menjadi halus dan bersih sehingga tidak mengaktifasi faktor-faktor pembekuan darah dan darah akan cepat keluar sehingga sapi akan cepat mati dan penderitaannya akan cepat selesai. Pengeluaran darah yang sempurna membuat daging tersebut tidak cepat rusak dan busuk karena darah menjadi salah satu media untuk pertumbuhan bakteri sehingga meningkatkan mutu dan keamanan daging kurban. In sya Allah Bermanfaat.
Kamis, 22 Juni 2023
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comments:
Posting Komentar