Blog Dakwah Digital Karo

Kita Sampaikan Pesan Dakwah Karo Lewa Dunia Digital.

Inilah Tim Dakwah Digital Karo

Berkolaborasi Untuk Membangun Dakwah Digital Karo.

Gunung Sinabung

Dakwah Kita Harus Sekuat Sinabung , Kokoh Berjuang Untuk Membangun Ummat.

TIM ITU BAGAI BANGUNAN YANG KOKOH

Satukan Hati, Satukan Langkah, Satukan Target, Hilangkan Ego itulah Tim yang Kokoh Bagaikan Bangunan.

TANAH KARO SIMALEM

Inilah Rumah Kita, Membangun Dakwah dan Membangun Kabupaten Karo yang Lebih Baik.

Kamis, 22 Juni 2023

KISAH NYATA QURBAN UNTUK EMAK

  


Kisah ini diceritakan seorg pedagang hewan qurban pada Idul Adha thn lalu, ttg sebuah kejadian yg membuat hatinya amat tersentuh, berikut kisahnya:


"Seorg wanita dtg memperhatikan dagangan saya.


Dilihat dari penampilannya sepertinya tdk akan mampu membeli.


Namun tetap saya coba hampiri dan menawarkan kpd nya.


"Silakan bu..!"


Lantas ibu itu menunjuk salah satu kambing termurah sambil bertanya : "Kalau yg itu berapa Pak?"


"Yg itu 1.700.000.- bu" jawab saya.


"Harga pas nya berapa?" tanya kembali si Ibu..


"1.600.000.- deh, harga segitu untung saya kecil, tapi biarlah" jawab saya.


"Tapi, uang saya hanya 1.500.000.- boleh pak." pintanya. 


Waduh, saya bingung, karena itu harga modalnya, lalu saya berembug dg teman sampai akhirnya diputus kan diberikan saja dg harga itu kpd ibu tsb, 

Saya pun mengantar hewan qurban tsb sampai ke rumahnya. 


Begitu tiba di rumahnya.


Astaghfirullah... ALLAHU Akbar... terasa menggigil seluruh badan karena melihat keadaan rmh ibu itu.


Rupanya ibu itu hanya tinggal bertiga, dg ibunya dan puteranya dirumah gubug reot berlantai tanah.... 


Saya tdk melihat tempat tidur kasur, kursi ruang tamu, apalagi perabot mewah atau barang² elektronik.


Yg terlihat hanya dipan kayu beralaskan tikar dan bantal lusuh.


Di atas dipan, tertidur seorg nenek tua kurus.


"Mak, bangun Mak, nih lihat saya bawa apa....?" kata ibu itu pada nenek yg sdg rebahan sampai akhirnya terbangun.


Mak, saya udah belikan emak kambing buat qurban, nanti kita antar ke Masjid ya mak." kata ibu itu dg penuh kegembiraan.... 


Si Nenek sangat terkaget, tapi nampak jelas raut bahagia di wajah nya, ia segera berjalan keluar dg langkah yg gontai karena usianya yg senja...


Sambil mengelus-elus kambing, Nenek itu berucap : "Alhamdulillah, akhirnya kesampaian juga kalau emak mau berqurban... 


"Nih Pak, uangnya, maaf ya kalau saya nawarnya kemurahan, karena saya hanya kuli nyuci di kampung sini, saya sengaja mengumpulkan uang utk beli kambing yg akan diniatkan buat qurban atas nama emak saya." Kata ibu muda itu.


Kaki ini bergetar, dada terasa sesak, sambil menahan tetes air mata, saya berdoa : *Ya Allah, ampuni dosa hamba, hamba malu berhadapan dg hamba-Mu yg pasti lebih mulia ini, seorg yg miskin harta namun kekayaan imannya begitu luar biasa.*


"Pak, ini ongkos kendaraannya." Panggil ibu itu.


"Sudah bu, biar ongkos kendaraanya saya yg bayar." kata saya sambil menyembunyikan mata saya yg sudah berkaca-kaca.


*Saya cepat pergi sebelum ibu itu tahu kalau mata ini sudah basah karena tak sanggup mendapat teguran dari ALLAH yg udah mempertemukan dg hamba-NYA yg dg kesabaran, ketabahan dan penuh keimanan ingin memuliakan org tuanya meski dengan segala keterbatasan ekonominya.*


Masya Allah !!

Untuk mulia ternyata tdk perlu harta berlimpah, jabatan tinggi apalagi kekuasaan.

kita bisa belajar keikhlasan dari ibu itu utk menggapai kemuliaan hidup, bkn utk dirinya, tapi demi Ibunda tercintanya... 


Berapa banyak diantara kita yg diberi kecukupan penghasilan, namun masih saja ada keengganan untuk berqurban.


Padahal bisa jadi harga handphone, jam tangan, tas, ataupun aksesoris yg menempel di tubuh kita harganya jauh lebih mahal dibandingkan seekor hewan qurban... 

Namun selalu kita sembunyi dibalik kata "tdk mampu atau tdk dianggar kan.. 


Semoga kisah ini ada manfaatnya. 


Aamiin Ya Rabbal Alamin... 

Yuk, Bagikan Artikel ini, semoga menjadi KEBAIKAN bagi kita semua. 


Yaa ALLAH.... 

Mudahkanlah urusan kami... 

Dekatkanlah Rezeki kami, sehatkanlah jiwa raganya .... 

Aamiin Yaa Rabbal Alamin


Jika kita blm bisa berqurban, maka BAGIKAN kisah ini dg Ikhlas... sbg motivasi utk diri kita sendiri... 

Wassalam

Dishare ulang

Hamba Allah

👍🏻🙏

Adab dan Rahmatan Lil'alamiin

Adab dan Rahmatan Lil'alamiin dalam Memperlakukan Hewan Qurban Saat prosesi penyembelihan. Seperti manusia, hewan juga memiliki perasaan dan bisa mengalami stres. Karena itu, panitia pemotongan hewan kurban dilarang untuk menyembelih hewan kurban di dekat kawanannya. Pernyataan itu disampaikan oleh dokter hewan Adnan Ahmad. Upayakan tempat pemotongan hewan kurban jangan sampai dekat dengan kandang, atau tempat hewan kurban lainnya yang akan disembelih. Hewan punya perasaan juga, bisa stres. Itu pengaruh. Sebaiknya tidak melihat temennya yang disembelih juga tempat penyembelihan tidak boleh sama (bekas yang sudah hewan di sembelih) Aroma darah pasti tercium oleh hewan qurban berikutnya. (Next) Perlu dicatat, selain kelayakan hewan kurban yang meliputi kelengkapan fisik, kesehatan dan umur, hewan ternak juga perlu mendapat perlakuan agar kesejahteraannya terjamin. Saat kesejahteraan hewan terjamin, maka timbal baliknya hewan akan sehat, gemuk, dan insya Allah bertambah berkah. Pengertian kesejahteraan hewan atau animal welfare menurut UU Peternakan dan Kesehatan Hewan Nomor 18 Tahun 2009 pasal 1 Ayat 42 adalah segala urusan yang berhubungan dengan keadaan fisik dan mental hewan menurut ukuran perilaku alami hewan yang perlu diterapkan dan ditegakkan untuk melindungi hewan dari perlakuan setiap orang yang tidak layak terhadap hewan yang dimanfaatkan manusia. Penerapan kesejahteraan hewan (kesrawan) khususnya pada saat penyembelihan hewan kurban sangat penting karena dapat meningkatkan kualitas mutu dan keamanan dari daging kurban sehingga diharapkan berimbas pada kesejahteraan manusia. Penerapan kesrawan selaras dengan ajaran Nabi Muhammad SAW. Nabi SAW bersabda “Sesungguhnya Allah mewajibkan berbuat baik (ihsan) atas segala sesuatu. Jika kalian membunuh (dalam qishah,-pent) maka berbuat ihsanlah dalam cara membunuh dan jika kalian menyembelih maka berbuat ihsanlah dalam cara menyembelih, dan hendaklah salah seorang dari kalian menajamkan pisaunya dan menyenangkan sembelihannya,". Berbuat ihsan pada hewan kurban salah satunya adalah dengan menajamkan pisaunya. Pisau yang tajam membuat sayatan tidak terlalu banyak cukup satu sampai tiga kali sehingga luka sayatan menjadi sempit dan tidak terlalu banyak syaraf yang teriris sehingga sapi tidak terlalu tersakiti. "Luka sayatan menjadi halus dan bersih sehingga tidak mengaktifasi faktor-faktor pembekuan darah dan darah akan cepat keluar sehingga sapi akan cepat mati dan penderitaannya akan cepat selesai. Pengeluaran darah yang sempurna membuat daging tersebut tidak cepat rusak dan busuk karena darah menjadi salah satu media untuk pertumbuhan bakteri sehingga meningkatkan mutu dan keamanan daging kurban. In sya Allah Bermanfaat.

Kamis, 15 Juni 2023

CELEBRATION PELEPASAN PESERTA DIDIK SD LETJEN JAMIN GINTING'S BERASTAGI ANGKATAN XLVII

 Selamat & Sukses 

Puji syukur kepada Allah swt serta solawat dan salam kepada Nabi Muhammad saw.

Pelepasan peserta didik dari sebuah sekolah suatu kebanggaan bagi Guru, Orang tua Yayasan serta keterlibatan dalam dunia pendidikan. 

Pendidikan adalah proses pendewasaan manusia menuju kearah yang lebih baik yang mana terjadi proses pentransferan ilmu dan pengetahuan dari orang dewasa terhadap generasi penerus.

Pendifikan sangat sentral dalam membentuk SDM dalam mewujudkan cita cita bangsa Indonesia, sesuai amanat uu no 20 tahun 2003 tentang sistim pendidikan nasional. Mewujudkan kesejahteraan umum, Mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan mengembangkan potensi agar menjadi manusia beriman dan bertaqwa kepada tuhan yang maha esa.

Pendidikan merupakan proses belajar yang tidak hanya bermuara pada pencapaian kecerdasan intelektual emisional  dan spiritual akan tetapi bagaimana terjadinya keseimbangan antara ketiganya sehingga melahirkan karakter.

Arus imformasi dan globalisasi yang begitu cepat sehingga pemangku pendidikan dalam hal ini pemerintah harus cepat tanggap melihat kondisi kekinian yang mana dekadensi moral terjadi saat sekarang ini.

Akhlak, karakter harus menjadi inti / tolak ukur kemajuan sebuah negara soufi mic penyair mesir mengatakan apa bila suatu bangsa akhlak dikedepanlan akhlak menjadi baik maka maju dan bangkitlah sebuah bangsa tersebut begitulah sebaliknya.

Akhirnya dengan pemahaman yang sederhana ini saya ucapkan terima kasih sekedar untuk mengingat melihat kembali kemajuan dan renaissance pada masa yang lampau

Mohon maaf  atas semuanya 

M.Al Khudri,SAg


Selasa, 13 Juni 2023

PMS Jaranguda

Astaghfirullahal’adziim (3 x) Asy-hadu allaa-ilaaha illallah wa asy-hadu anna Muhammadar-rosulullah. 'Ala hadzihin niyati wa’ala kulli niyatin sholihah, ilaa hadrotin nabiyil-Musthofa Muhammadin shollallahu alaihi wasalam, wa ‘alaa aalihi wa azwajihi wadzurriyyatihi wa ahli baitihil-kirom ajma ‘iin, Syai-u lillahi lahumul-faatihah, (baca surat al-Fatihah) Tsumma ila hadroti jami-‘i ash-habi rosulillahi shollallahu alaihi wasalam, khusushon sayyidina Abu Bakar Shidiq wa ‘Umarobnil-Khothob, wa ‘Utsmanabni ‘Affan, wa ‘Ali bin Abi Tholib wa ‘ala baqiyati min shohabatihi ajma’iin, wa ila jami’il-anbiya-i, wal mursalin, was Syuhadaa-i, was-Sholihin, wal-‘ulamaa-il-‘aamilin, wal-Malaa-ikatil-Muqorrobin, wal-Karubiyyin, war-Ruhaniyyin, wal-Karomal-Kaatibin wa li sayyidina Malaa-ikati: Jibril, Mika-il, Isrofil, ‘Izro-il, wa hamalatil-‘arsyi ‘alaihimussalam ajma’iin. Syai-u lillahi lahumul Faatihah, (baca surat al-Fatihah). Tsumma ila hadroti jami’i Awliya-illahi mingkulli waliyyin wa waliyatin, mimmasyaariqil-ardhi ila maghoribiha, fi barriha wa bahriha wa jami’i Awliya-i tis’ah Qoddasallohu sirrohum, wa Khushushon ila Hadroti Sulthon Awliya-i, Sayidina Syekh ‘Abdul-Qodir Al-Jailani, Shohibil-Karromah wal-Ijazah, Qoddasa llohu sirrohu, Tsumma Ila Arwahi jami’i Aba-ina, wa ummahatina, wa jaddina, wa jaddatina, wa kholina wa kholatina, wa ‘ammina wa ‘ammatina, wa jami’i ustadzina wa asatidzatina, wa masyayikhina wa masyayikhi masyayikhina, wa lijami’i jama’atina, wa zaujina wa zaujatina wa auladina wa banatina wa dzurriyatina wa ikhwanina minal-muslimina wal-muslimat wal-mukminina wal-mukminat, wa liman hadhoro fi hadzal-majlisi minal-mukminin, Rohmatullahi ta’ala ‘alaina wa ‘alaihim ajma’in. Syai-ul lillahi lana wa lahum ajma’in Al-faatihah, (baca surat al-Fatihah).

PD PKB Pujakesuma Kab. Karo

Ketahuilah, kata Imam Al-Ghazali, rezeki itu ada empat macam: 1. Rezeki yang dijamin (madhmun). 2. Rezeki yang dibagikan (maqsum) 3. Rezeki yang dimiliki (mamluk) 4. Rezeki yang dijanjikan (mau'ud) Rezeki yang dijamin Allah SWT, menurut Al-Ghazali, ialah makanan (rezeki) yang menjadi penyebab kekuatan tegaknya tubuh, tanpa sebab yang lain. Jaminan Allah SWT adalah rezeki semacam ini pasti menjamin apa yang bisa mencegah kerusakan badan, agar kita dapat melakukan apa yang dibebankan kepada kita. Ilustrasi seseorang yang tengah mencari rezeki (ist) Sedangkan rezeki yang dibagikan Allah SWT dan ditetapkan oleh-Nya di Lauhul Mahfuzh, ujar Al-Ghazali, apa yang dimakan, diminum, dipakai oleh hamba, masing-masing telah ditentukan oleh Allah SWT dengan ketetapan tertentu dan dalam batas waktu tertentu pula. Tidak lebih dan tidak kurang. Tidak maju tidak pula mundur dari ketentuan yang telah ditetapkan, persis seperti aslinya. Sabda Rasul : "Rezeki itu telah rampung pembagiannya (tidak lagi diubah). Ketakwaan orang yang takwa tidak menambah rezekinya dan kedurhakaan orang yang durhaka tidak pula dapat mengurangi rezekinya." Adapun rezeki yang dimiliki setiap hamba adalah harta di dunia yang dimiliki menurut apa yang ditentukan Allah SWT dan dibagikan-Nya, untuk dimiliki oleh hamba. Ini adalah sebagian dari rezeki Allah SWT, sebagaimana firman-Nya (QS Al-Baqarah 254) : "Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu." Selanjutnya rezeki yang dijanjikan. Dia adalah rezeki yang telah dijanjikan Allah SWT kepada hamba-Nya yang bertakwa dengan syarat takwa, berupa rezeki yang halal, yang diterimakan dengan bersusah payah. Firman-Nya : "Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar; dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya." (QS Ath-Thalaq 2-3). Sumber : Minhajul Abidin Karya Imam Ghazali

PD PKB Pemuda Pujakesuma kab. Karo

TIPESUMI Kab. Karo