Selasa, 30 Mei 2023

Sesama Mahluk Tuhan

Sesama Mahluk Tuhan Sudara Sekalian Adakah orang Karo Nasrani yang tak memiliki sudara muslim. Tidak ada! Coba cari satu orang saja muslim karo yang tak punya sudara Nasrani. Tidak ada! Dan telah berlalu berpuluh-puluh generasi terdahulu, tak pernah masalah agama dan politik mengusik ketenangan dan kerukunan orang Karo. Sikap seorang muslim terhadap orang kafir telah jelas. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: لَّا يَنْهَاكُمُ اللَّهُ عَنِ الَّذِينَ لَمْ يُقَاتِلُوكُمْ فِي الدِّينِ وَلَمْ يُخْرِجُوكُم مِّن دِيَارِكُمْ أَن تَبَرُّوهُمْ وَتُقْسِطُوا إِلَيْهِمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِينَ Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tidak memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusidari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.” [Al-Mumtahanah/60: 8] Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: مَنْ قَتَلَ مُعَاهَدًا لَمْ يَرِحْ رَائِحَةَ الْجَنَّةِ، وَإِنَّ رِيْحَهَا لَيُوْجَدُ مِنْ مَسِيْرَةِ أَرْبَعِيْنَ عَامًا. Barangsiapa yang membunuh seorang kafir mu’ahad, maka ia tidak akan mencium aroma Surga. Sesungguhnya aroma Surga dapat tercium dari (jarak) perjalanan 40 tahun.”[HR. Al-Bukhari (no. 3166)] Juga sabda beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam مَنْ قَتَلَ قَتِيْلاً مِنْ أَهْلِ الذِّمَّةِ لَمْ يَرِحْ رَائِحَةَ الْجَنَّةِ، وَإِنَّ رِيْحَهَا لَيُوْجَدُ مِنْ مَسِيْرَةِ أَرْبَعِيْنَ عَامًا. “Barangsiapa yang membunuh seorang dari ahli dzimmah, maka ia tidak akan mencium aroma Surga. Sesungguhnya aroma Surga dapat tercium dari (jarak) perjalanan 40 tahun.” [HR. Ahmad (II/186), al-Hakim (II/126-127)] Masalahnya sekarang gara-gara sebuah peristiwa politik, hubungan kade-kade ini sedikit terusik. Akhlak "mehamat" yang kita kenal selama ini mendadak tergerus mendekati titik nadir. Caci maki seakan lumrah saja di medsos. Pertemanan mendadak mudah berubah jadi permusuhan. Yang tadinya kade-kade pun bisa tiba-tiba menjadi musuh besar. Tinggal klik, putuslah hubungan kade-kade. Betapa ruginya, hanya gara-gara sebuah komentar kecil, kita tak dapat ngobrol akrab lagi dengan kade-kade. Ketika bertemu kita pun saling membuang muka, tak ada lagi canda di kedai kopi. Semua gara-gara seorang manusia yang bahkan tak ada hubungannya sama sekali dengan kita. Kawan bukan, tetangga bukan, kade-kade bukan, bahkan "sebalengen juma" pun bukan. Jika orang kafir gemar caci-maki dan cakap kotor, mungkin wajar saja. Tetapi betapa memprihatinkan ketika bibir seorang muslim yang biasa dia gunakan untuk berdzikir, membaca kalimat-kalimat suci al qur'an, kemudian tercemar oleh umpatan, makian, ejekan serta kalimat buruk lainnya. Kalimat-kalimat buruk itu meluncur begitu saja seakan kita ini tak pernah membaca sabda Rasululullah kepada kita. Dari Anas bin Mâlik radhiyallahu ‘anhu, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, لَا يَسْتَقِيمُ إِيمَانُ عَبْدٍ حَتَّى يَسْتَقِيمَ قَلْبُهُ وَلَا يَسْتَقِيمُ قَلْبُهُ حَتَّى يَسْتَقِيمَ لِسَانُهُ وَلَا يَدْخُلُ رَجُلٌ الْجَنَّةَ لَا يَأْمَنُ جَارُهُ بَوَائِقَهُ Iman seorang hamba tidak akan istiqomah, sehingga hatinya istiqomah. Dan hati seorang hamba tidak akan istiqomah, sehingga lisannya istiqomah. Dan siapa yang tetangganya tidak merasa aman dari tindak kejahatannya, maka dia tidak akan masuk surga.” (HR. Ahmad 12636) Salah satu senjata setan untuk membinasakan manusia adalah marah. Dengan cara ini, setan bisa dengan sangat mudah mengendalikan manusia. Karena marah, orang bisa dengan mudah mengucapkan kalimat kekafiran, menggugat takdir, ngomong jorok, mencaci habis, bahkan sampai kalimat cerai yang membubarkan rumah tangganya. Karena marah pula, manusia bisa merusak semua yang ada di sekitarnya. Dia bisa banting piring, lempar gelas, pukul kanan-pukul kiri, bahkan sampai tindak pembunuhan. Di saat itulah, misi setan untuk merusak menusia tercapai. Menyadari hal ini, islam sangat menekankan kepada umat manusia untuk berhati-hati ketika emosi. Banyak motivasi yang diberikan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam agar manusia tidak mudah terpancing emosi. Diantaranya, beliau menjanjikan sabdanya yang sangat ringkas, لَا تَغْضَبْ وَلَكَ الـجَنَّة Jangan marah, bagimu surga.” (HR. Thabrani dan dinyatakan shahih dalam kitab shahih At-Targhib no. 2749) Lidah ketika dibawa marah, dia bisa menjadi sangat liar. Karena itu, diam bisa menjadi solusi yang terbaik, jika susah bicara yang baik. Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, إِذَا غَضِبَ أَحَدُكُمْ فَلْيَسْكُتْ Jika kalian marah, diamlah.” (HR. Ahmad dan Syuaib Al-Arnauth menilai Hasan lighairih). Kita marah kepada si kafir yang menghina al-Quran.Kita marah kepada mereka yang melindungi dan memihak si kafir. Namun, jangan sampai marah ini mengundang dosa yang baru. Jangan sampai ada kehormatan muslim yang lain dilanggar, karena marah. Janganlah kade-kade yang baik pun ikut hilang karena marah. Rutinkan doa ini… اَللَّهُمَّ نَسْأَلُكَ كَلِمَةَ الحَقِّ فِي الرِضَا وَالغَضَبِ Ya Allah, kami memohon kepada-Mu kalimat haq ketika ridha (sedang senang) dan sedang marah. [Doa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam shalatnya – shahih Jami’ As-Shaghir no. 3039] Muslim bukanlah orang yang ahli dalam berkata buruk. Sebab dia tahu bahwa apapun yang di ucapkan oleh lisannya maupun yang di tuliskan atau diketik oleh jari tangannya kelak mesti dia pertanggung jawabkan dihadapan Allah subhanahu wata'ala. Sebab dia sadar betul bahwa tak ada sebuah huruf atau titikpun yang luput dari catatan malaikat. Sebab dia faham bahwa jari-jemarinya ini kelak akan bicara, bersaksi atas semua yang pernah dia ketik. Semoga bermanfaat. Bujur mejuah-juah kita kerina. Wassalaamu 'alaikum warahmatullahi wabarakaatuh.

0 comments:

Posting Komentar