Blog Dakwah Digital Karo

Kita Sampaikan Pesan Dakwah Karo Lewa Dunia Digital.

Inilah Tim Dakwah Digital Karo

Berkolaborasi Untuk Membangun Dakwah Digital Karo.

Gunung Sinabung

Dakwah Kita Harus Sekuat Sinabung , Kokoh Berjuang Untuk Membangun Ummat.

TIM ITU BAGAI BANGUNAN YANG KOKOH

Satukan Hati, Satukan Langkah, Satukan Target, Hilangkan Ego itulah Tim yang Kokoh Bagaikan Bangunan.

TANAH KARO SIMALEM

Inilah Rumah Kita, Membangun Dakwah dan Membangun Kabupaten Karo yang Lebih Baik.

Selasa, 13 Juni 2023

Gerpedais Karo

Kartini KSJ Kab. Karo

KSJ Kab. Karo

H. Prof. Abdul Somad, Lc, MA

Pada hari Jumat (15/11/2019) bakda shalat Jumat Gerpedais Karo dan elemen dakwah di kb. Karo mengadakan Tabligh Akbar sekaligus Maulid Nabi Muhammad SAW 1441 H / 2019 di Satadion Lapangan Bola Samura Kabnjahe, yang dihadiri ribuan jemaah yang berasal dari berbagai daerah di Kabupaten Karo dan dari luar Kab. Karo yang, Kedatangan mereka ke sana, untuk melihat secara langsung tausyiah yang dibawakan oleh Ustadz Abdul Somad yang selama ini hanya melihat dan mendengar melalui media elektronik. Penceramah yang dikenal dengan panggilan UAS ini, diketahui memang baru pertama kali melakukan tausyiah di Kabupaten Karo. Untuk itu, jemaah dari berbagai kalangan terlihat antusias mendengarkan ceramah yang dibawakan secara santai itu, saat tiba di lokasi tausyiah, UAS terlihat disambut dengan suka cita oleh para jemaah. Sebagai ucapan selamat datang, UAS diberikan pakaian khas karo, berupa penutup kepala dan kain yang disematkan di pundaknya. Pada tausyiah yang berlangsung sekira 100 menit itu, salah satu isi tausyiah yang disampaikan oleh UAS adalah tentang persatuan antar semua ummat. Dirinya menyampaikan kepada jemaah, agar tetap menjaga ukuah islamiah dan hubungan baik antar sesama ummat, "Karena pada jaman Nabi Muhammad, ada sahabat yang bertanya apakah dia masih boleh bersilaturahmi dengan saudaranya yang belum masuk Islam. Lalu Nabi Muhammad mengatakan tetap jaga hubungan baik, bahkan tetap mengasihi mereka," ujar UAS. "Kita juga dipesankan Islam itu adalah agama yang Rahmatan Lil 'Alamin, yang artinya rahmat bagi semesta, bukan untuk kita saja. Jadi tetap jaga hubungan baik antar sesama ummat," ucapnya p juga pesan UAS yang mengatakan pemimpin bangsa itu harus intelektual dan memiliki akhlak yang baik. Dirinya menyebutkan, dengan tausyiah dan pelan-pelan yang disampaikan UAS kali ini, membuatnya semakin semangat untuk belajar agama lebih dalam lagi. Dan bagi panitia pelaksana merupakan kerja yang luar biasa dan dukungan dari Gerpedais Karo, Kamka93 dan elemen dakwah yang lain mensukseskan acara tersebut. Semoga dengan acara ini makin merajut tali silaturrahim ukhuawah Islamiyah di kab. Karo. Panitia mengucapkan terima kasih banyak kepada semua yang terlibat didalamnya, semoga Allah swt membalas pengorbanan kita semua, aamiin. Ketua Panitia : Septa Perangin angin, SP ( Ketua DPD Gerpedais Karo) Sekretaris Panitia : Supartin Sembiring, SP ( Sekretaris DPD Gerpedais Karo) Bendahara Panitia : Ir. Duddy S Utomo ( Bendhara DPD Gerpedais Karo) Ketua DPP Gerpedais Karo : H. Abdul Aziz Tarigan, Lc, MA Yayan, SP

Senin, 12 Juni 2023

Balasan kebaikan adalah kebaikan selanjutnya & Balasan kejelekan adalah kejelekan selanjutnya.

Setumpuk amal yang telah berhasil kita kumpulkan, kebiasaan baik atau adab yang telah terbangun dalam kepribadian kita, jagalah semuanya. Peliharalah dan jangan sampai berkurang dengan kembalinya kita kepada kebiasaan buruk kita yang tidak sesuai fitrah yang suci nan bersih. Sungguh, jerih payah kita dalam mengumpulkan amal-amal kebajikan, laksana menenun sebuah pakaian yang dahulunya masih belum berwujud karena masih berbentuk kapas, bahkan benang pun belum terlihat. Akankah kita mengurai kembali pakaian nan indah, pakaian taqwa nan bercahaya itu, sehingga terurai kembali bahkan menjadi kapas yang tidak menarik untuk dilihat dan tidak berfungsi sama sekali, baik menutupi aurat, melindungi dari panas mentari dan dinginnya malam, apalagi sebagai perhiasan dunia.

Untaian penuh makna ini diingatkan oleh ulama besar nan mujaddid abad ini, Syaikh Yusuf al-Qaradhawy kepada kita semua, hanya untuk menguatkan cara pandang umat Islam agar meneruskan apa yang telah dimulai, semakin optimal apa yang telah dilakukan, hingga batas waktu dari Allah telah tercapai. Menjadi generasi rabbani adalah menjadi generasi yang tidak beramal shalih di bulan Sya’ban saja, atau di bulan Ramadhan saja. Menjadi generasi rabbani bermakna menjadi generasi yang beramal shalih da beribadah sepanjang tahun. Inilah di antara ciri diterimanya amalan seorang hamba jika dikorelasikan dengan bulan suci Ramadhan.

Al Imam Ibn Rajab al-Hanbali dalam Lathāiful Ma’ārif, sebuah kitab yang beliau susun untuk dijadikan panduan amal sepanjang tahun di setiap bulannya, beliau mengutip pendapat ulama salafushshalih yang mengatakan, ”Balasan dari amal kebaikan adalah lahirnya amal kebaikan selanjutnya. Barangsiapa melaksanakan amal kebaikan lalu melanjutkan dengan amal kebaikan berikutnya, maka itu adalah tanda diterimanya amalan yang pertama. Begitu pula barangsiapa yang melaksanakan amal kebaikan, namun malah dilanjutkan dengan amal kejelekan, maka ini adalah tanda tertolaknya atau tidak diterimanya amalan kebaik yang telah dilakukan.”

Ketika menafsirkan Surat al-Lail, Al Imam Ibn Katsir menjelaskan bahwa sebagian ulama salaf mengatakan,
مِنْ ثَوَابِ الحَسَنَةِ الحَسَنَةُ بَعْدَهَا، وَمِنْ جَزَاءِ السَّيِّئَةِ السَّيِّئَةُ بَعْدَهَا

“Di antara balasan kebaikan adalah kebaikan selanjutnya dan di antara balasan kejelekan adalah kejelekan selanjutnya.”

Wallahu warasul 'alam.

Yayan, SP

Surau/ Masjid Nurul Iman Jaranguda 04 Maret 1994

Pada awalnya masyarakat Muslim desa Jarantguda tidak memliki lahan guna membangun sarana tempat berkumpul dan beribadah, maka terpikirlah dan dianggap santgat perlu adanya suatu tempat berkumpul dan beribadah di desa Jaranguda Kecamatan Simpang Empat saat ini sudah menjadi Kecamatan Merdeka kabupaten Karo. Awalnya berbentuk SURAU, yang bernama Surau Nurul Iman yang disepakati bersama dan seiring waktu berjalan maka berubah menjadi MASJID, yang namanya Masjid Nurul Iman Jaranguda.

Pada masa itu umat Islam yang berada dan tinggal di desa Jaranguda ini berjumlah 75 kk dari jumlah penduduk 275 kk. Maka dari itu dianggap sangat perlu mempunyai atau memiliki tempat dan sarana untuk beribadah, mengaji dan berkumpul untuk membicarakan masalah yang terjadi di tengah tengah umat Islam yang tinggal di desa tersebut pada khususnya dan umat Islam sekitar desa itu pada umumnya.
Selanjutnya mengingat waktu itu pada Hari Jumat tanggal 04 Maret 1994 pukul 20.30 wib di kediaman Pak Penasehat Drs. Hasnan Batubara desa Jaranguda diadakan Musyawarah bersama Umat Islam yang menghasilkan keputusan bersama untuk pembangunan Surau yang diberi nama NURUL IMAN yang di bangun diatas tanah ukuran 18 x 18,5 m dan bangunan Induk 10 x 13,5 m plus bangunan kamar mandi.
Maka dana itu diperoleh dari swadaya umat Islam di desa Jaranguda dan donatur yang sifatnya tidak MENGIKAT. Panitia memiliki wewenang mencari sumber dana ke para dermawan, wewenang tidak berlaku untuk perseorangan panitia tanpa ada keputusan MUSYAWARAH.

Maka dibentuklah Panitia Pembebasan Lahan dan Pembangunan Surau/Masjid Nurul Iman tersebut sekaligus menyusun taksasi biaya yang dibutuhkan, maka setelah hasil Musyawarah di perolehlah kisaran anggaran yang dibutuhkan.
Dana yang dibutuhkan sebesar Rp 24.616.475,-.

1. Rp 19.316.475 biaya bahan dan
2. Rp 5.300.000,- biaya pembebasan lahan pertapakan surau/ masjid tersebut.

Sekarang yang berada atau beralamat di Jl. Pendidikan Gg. Masjid Jaranguda Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo.

Saat itu ikut membantu Alm. Ustdz. KH. Tengku Zulkarnain (Wasekjend MUI Pusat). Saat itu Ustdz Tengku Masih MUI Sumut, dan sudara yang lainnya.

Untuk itu sebagai rasa ungkapan rasa terima kasih kepada pejuang pejuang yang secara IKHLAS berjuang untuk mendirikan dari awal sampai selesai dan sudah dapat dipergunakan umat, dengan pengorbanan apa saja, semoga semua biarlah Allah SWT yang membalasnya walaupun terkadang terlupakan. Setelah selesai pembangunan maka diserahkan kepada Umat, Panitia Pembangunan pun dibubarkan, dibentuklah kepengurusan Surau/Masjid Nurul Iman tersebut. Tidak salah rasanya bila para pejuang pejuang tersebut saya sebutkan kembali nama nama mereka, mana tahu kita ada yang belum mengetahuinya khususnya kita yang belakangan berdiam di desa Jaranguda ini.
Pejuang pejuang itu adalah sbb ;

Sebagai Penasehat : Drs. Hasnan Batubara
Ketua : Sukardi
Wakil Ketua : Suwardi
Sekretaris : Joni Perangin angin
wakil Sekertaris : Markum
Bendahara : Nurdin Ginting (H. Muhammad Nurdin Gintin Jawak)

Seksi Dana :
- Amiruddin Harahap
- Suharto
- Bejo Hasibuan
- Misnan
- Duamin Saragi
- Yusuf Pramono
- Rizal
- Irianto Barus

Seksi pembangunan : Buadi

Pembantu :
- Jumino
- Gunawan
Mungkin dari beberapa nama nama diatas sebagai pejuang Nurul Iman telah atau sudah berpulang ke Rahmatullah, kita doakan senantiasa diberika pahalanya terus mengalir dan diberikan tempat kuburnya merupakan salah satu taman taman dari Syurga, dan bagi yang masih ada bersama kita saat ini semoga diberikan kesehatan juga murah rezekinya dan menjadilah semua itu amal sholehnya. Aamiin ya rabbal'alamiin.

In sya Allah semua yang punya kontribusi pada Masjid ini, kiranya Allah SWT menjadikan amal jariyahnya semata mata niatnya karen menhgarap Ridha dari Allah SWT rabbul ‘arsyi azhiim. Wallhamdulillahi rabbill ‘alamiin. Wassalaam.

Minggu, 11 Juni 2023

KEBERADAAN MUI DITANAH KARO

Assalamualaikum warohmatulllahi wabarokatuh.

Puji syukur kita ucapkan kepada Allah swt  serta solawat dan salam kepada baginda nabi Muhammad saw.

Peran para asatidz sangat strategis bagi ummat untuk meningkatkan pemahaman dan pengamalan dalam kehidupan.

Diera digital yang arus informasi yang sangat pesat maka diperlukan keseimbangan antara duniawi dan ukhrowi.

Pemahaman dan aliran didalam agama yang begitu cepat berkembang disinilah peran para asatidz untuk penyeimbang ummat agar tidak tergerus kepada pemahaman yang sesat.

Pada realitasnya melihat keadaan ummat yang berjalan sendiri sesuai pola yang mereka inginkan dalam berdakwah dalam hal ini semangatnya sangat kita apresiasi tetapi dalam hal yang lain diperlukan pola yang terorganisir.

Keotentikan Ungkapan Imam Ali kw (w. 40H.) الحق بلا نظام يغلبه الباطل بالنظام

Ini menjadi isyarat bagi kita untuk bersatu dalam membentuk pola dakwah.
Dalam hal ini peran MUI harus menjadi sentral menjawab problem ditengah masyarakat.
Pelantikan MUI dikecamatan Juhar Minggu, (11 Juni 2023) bukan sekedar srimonial tetapi harus dapat menjadi sentral pemersatu untuk membentuk pola sebagaimana rasul membentuk negara Madinah.
Akhirnya mari kita bergandeng tangan mengangkat marwah MUI khususnya ditanah karo.
Saya M.Al Khudri.S.Ag mengucapkan selamat kepada pengurus Mui kecamatan juhar yang dilantik.