Senin, 12 Juni 2023

Balasan kebaikan adalah kebaikan selanjutnya & Balasan kejelekan adalah kejelekan selanjutnya.

Setumpuk amal yang telah berhasil kita kumpulkan, kebiasaan baik atau adab yang telah terbangun dalam kepribadian kita, jagalah semuanya. Peliharalah dan jangan sampai berkurang dengan kembalinya kita kepada kebiasaan buruk kita yang tidak sesuai fitrah yang suci nan bersih. Sungguh, jerih payah kita dalam mengumpulkan amal-amal kebajikan, laksana menenun sebuah pakaian yang dahulunya masih belum berwujud karena masih berbentuk kapas, bahkan benang pun belum terlihat. Akankah kita mengurai kembali pakaian nan indah, pakaian taqwa nan bercahaya itu, sehingga terurai kembali bahkan menjadi kapas yang tidak menarik untuk dilihat dan tidak berfungsi sama sekali, baik menutupi aurat, melindungi dari panas mentari dan dinginnya malam, apalagi sebagai perhiasan dunia.

Untaian penuh makna ini diingatkan oleh ulama besar nan mujaddid abad ini, Syaikh Yusuf al-Qaradhawy kepada kita semua, hanya untuk menguatkan cara pandang umat Islam agar meneruskan apa yang telah dimulai, semakin optimal apa yang telah dilakukan, hingga batas waktu dari Allah telah tercapai. Menjadi generasi rabbani adalah menjadi generasi yang tidak beramal shalih di bulan Sya’ban saja, atau di bulan Ramadhan saja. Menjadi generasi rabbani bermakna menjadi generasi yang beramal shalih da beribadah sepanjang tahun. Inilah di antara ciri diterimanya amalan seorang hamba jika dikorelasikan dengan bulan suci Ramadhan.

Al Imam Ibn Rajab al-Hanbali dalam Lathāiful Ma’ārif, sebuah kitab yang beliau susun untuk dijadikan panduan amal sepanjang tahun di setiap bulannya, beliau mengutip pendapat ulama salafushshalih yang mengatakan, ”Balasan dari amal kebaikan adalah lahirnya amal kebaikan selanjutnya. Barangsiapa melaksanakan amal kebaikan lalu melanjutkan dengan amal kebaikan berikutnya, maka itu adalah tanda diterimanya amalan yang pertama. Begitu pula barangsiapa yang melaksanakan amal kebaikan, namun malah dilanjutkan dengan amal kejelekan, maka ini adalah tanda tertolaknya atau tidak diterimanya amalan kebaik yang telah dilakukan.”

Ketika menafsirkan Surat al-Lail, Al Imam Ibn Katsir menjelaskan bahwa sebagian ulama salaf mengatakan,
مِنْ ثَوَابِ الحَسَنَةِ الحَسَنَةُ بَعْدَهَا، وَمِنْ جَزَاءِ السَّيِّئَةِ السَّيِّئَةُ بَعْدَهَا

“Di antara balasan kebaikan adalah kebaikan selanjutnya dan di antara balasan kejelekan adalah kejelekan selanjutnya.”

Wallahu warasul 'alam.

Yayan, SP

0 comments:

Posting Komentar