Setumpuk amal yang telah berhasil kita kumpulkan, kebiasaan baik atau adab yang telah terbangun dalam kepribadian kita, jagalah semuanya. Peliharalah dan jangan sampai berkurang dengan kembalinya kita kepada kebiasaan buruk kita yang tidak sesuai fitrah yang suci nan bersih. Sungguh, jerih payah kita dalam mengumpulkan amal-amal kebajikan, laksana menenun sebuah pakaian yang dahulunya masih belum berwujud karena masih berbentuk kapas, bahkan benang pun belum terlihat. Akankah kita mengurai kembali pakaian nan indah, pakaian taqwa nan bercahaya itu, sehingga terurai kembali bahkan menjadi kapas yang tidak menarik untuk dilihat dan tidak berfungsi sama sekali, baik menutupi aurat, melindungi dari panas mentari dan dinginnya malam, apalagi sebagai perhiasan dunia.
Untaian penuh makna ini diingatkan oleh ulama besar nan mujaddid abad ini, Syaikh Yusuf al-Qaradhawy kepada kita semua, hanya untuk menguatkan cara pandang umat Islam agar meneruskan apa yang telah dimulai, semakin optimal apa yang telah dilakukan, hingga batas waktu dari Allah telah tercapai. Menjadi generasi rabbani adalah menjadi generasi yang tidak beramal shalih di bulan Sya’ban saja, atau di bulan Ramadhan saja. Menjadi generasi rabbani bermakna menjadi generasi yang beramal shalih da beribadah sepanjang tahun. Inilah di antara ciri diterimanya amalan seorang hamba jika dikorelasikan dengan bulan suci Ramadhan.
Al Imam Ibn Rajab al-Hanbali dalam Lathāiful Ma’ārif, sebuah kitab yang beliau susun untuk dijadikan panduan amal sepanjang tahun di setiap bulannya, beliau mengutip pendapat ulama salafushshalih yang mengatakan, ”Balasan dari amal kebaikan adalah lahirnya amal kebaikan selanjutnya. Barangsiapa melaksanakan amal kebaikan lalu melanjutkan dengan amal kebaikan berikutnya, maka itu adalah tanda diterimanya amalan yang pertama. Begitu pula barangsiapa yang melaksanakan amal kebaikan, namun malah dilanjutkan dengan amal kejelekan, maka ini adalah tanda tertolaknya atau tidak diterimanya amalan kebaik yang telah dilakukan.”
Ketika menafsirkan Surat al-Lail, Al Imam Ibn Katsir menjelaskan bahwa sebagian ulama salaf mengatakan,
Pada awalnya masyarakat Muslim desa Jarantguda tidak memliki lahan guna membangun sarana tempat berkumpul dan beribadah, maka terpikirlah dan dianggap santgat perlu adanya suatu tempat berkumpul dan beribadah di desa Jaranguda Kecamatan Simpang Empat saat ini sudah menjadi Kecamatan Merdeka kabupaten Karo. Awalnya berbentuk SURAU, yang bernama Surau Nurul Iman yang disepakati bersama dan seiring waktu berjalan maka berubah menjadi MASJID, yang namanya Masjid Nurul Iman Jaranguda.
Pada masa itu umat Islam yang berada dan tinggal di desa Jaranguda ini berjumlah 75 kk dari jumlah penduduk 275 kk. Maka dari itu dianggap sangat perlu mempunyai atau memiliki tempat dan sarana untuk beribadah, mengaji dan berkumpul untuk membicarakan masalah yang terjadi di tengah tengah umat Islam yang tinggal di desa tersebut pada khususnya dan umat Islam sekitar desa itu pada umumnya.
Selanjutnya mengingat waktu itu pada Hari Jumat tanggal 04 Maret 1994 pukul 20.30 wib di kediaman Pak Penasehat Drs. Hasnan Batubara desa Jaranguda diadakan Musyawarah bersama Umat Islam yang menghasilkan keputusan bersama untuk pembangunan Surau yang diberi nama NURUL IMAN yang di bangun diatas tanah ukuran 18 x 18,5 m dan bangunan Induk 10 x 13,5 m plus bangunan kamar mandi.
Maka dana itu diperoleh dari swadaya umat Islam di desa Jaranguda dan donatur yang sifatnya tidak MENGIKAT. Panitia memiliki wewenang mencari sumber dana ke para dermawan, wewenang tidak berlaku untuk perseorangan panitia tanpa ada keputusan MUSYAWARAH.
Maka dibentuklah Panitia Pembebasan Lahan dan Pembangunan Surau/Masjid Nurul Iman tersebut sekaligus menyusun taksasi biaya yang dibutuhkan, maka setelah hasil Musyawarah di perolehlah kisaran anggaran yang dibutuhkan.
Dana yang dibutuhkan sebesar Rp 24.616.475,-.
1. Rp 19.316.475 biaya bahan dan
2. Rp 5.300.000,- biaya pembebasan lahan pertapakan surau/ masjid tersebut.
Sekarang yang berada atau beralamat di Jl. Pendidikan Gg. Masjid Jaranguda Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo.
Saat itu ikut membantu Alm. Ustdz. KH. Tengku Zulkarnain (Wasekjend MUI Pusat). Saat itu Ustdz Tengku Masih MUI Sumut, dan sudara yang lainnya.
Untuk itu sebagai rasa ungkapan rasa terima kasih kepada pejuang pejuang yang secara IKHLAS berjuang untuk mendirikan dari awal sampai selesai dan sudah dapat dipergunakan umat, dengan pengorbanan apa saja, semoga semua biarlah Allah SWT yang membalasnya walaupun terkadang terlupakan. Setelah selesai pembangunan maka diserahkan kepada Umat, Panitia Pembangunan pun dibubarkan, dibentuklah kepengurusan Surau/Masjid Nurul Iman tersebut. Tidak salah rasanya bila para pejuang pejuang tersebut saya sebutkan kembali nama nama mereka, mana tahu kita ada yang belum mengetahuinya khususnya kita yang belakangan berdiam di desa Jaranguda ini.
Pejuang pejuang itu adalah sbb ;
Sebagai Penasehat : Drs. Hasnan Batubara
Ketua : Sukardi
Wakil Ketua : Suwardi
Sekretaris : Joni Perangin angin
wakil Sekertaris : Markum
Bendahara : Nurdin Ginting (H. Muhammad Nurdin Gintin Jawak)
Seksi Dana :
- Amiruddin Harahap
- Suharto
- Bejo Hasibuan
- Misnan
- Duamin Saragi
- Yusuf Pramono
- Rizal
- Irianto Barus
Seksi pembangunan : Buadi
Pembantu :
- Jumino
- Gunawan
Mungkin dari beberapa nama nama diatas sebagai pejuang Nurul Iman telah atau sudah berpulang ke Rahmatullah, kita doakan senantiasa diberika pahalanya terus mengalir dan diberikan tempat kuburnya merupakan salah satu taman taman dari Syurga, dan bagi yang masih ada bersama kita saat ini semoga diberikan kesehatan juga murah rezekinya dan menjadilah semua itu amal sholehnya. Aamiin ya rabbal'alamiin.
In sya Allah semua yang punya kontribusi pada Masjid ini, kiranya Allah SWT menjadikan amal jariyahnya semata mata niatnya karen menhgarap Ridha dari Allah SWT rabbul ‘arsyi azhiim. Wallhamdulillahi rabbill ‘alamiin. Wassalaam.
Puji syukur kita ucapkan kepada Allah swt serta solawat dan salam kepada baginda nabi Muhammad saw.
Peran para asatidz sangat strategis bagi ummat untuk meningkatkan pemahaman dan pengamalan dalam kehidupan.
Diera digital yang arus informasi yang sangat pesat maka diperlukan keseimbangan antara duniawi dan ukhrowi.
Pemahaman dan aliran didalam agama yang begitu cepat berkembang disinilah peran para asatidz untuk penyeimbang ummat agar tidak tergerus kepada pemahaman yang sesat.
Pada realitasnya melihat keadaan ummat yang berjalan sendiri sesuai pola yang mereka inginkan dalam berdakwah dalam hal ini semangatnya sangat kita apresiasi tetapi dalam hal yang lain diperlukan pola yang terorganisir.
Keotentikan Ungkapan Imam Ali kw (w. 40H.) الحق بلا نظام يغلبه الباطل بالنظام
Ini menjadi isyarat bagi kita untuk bersatu dalam membentuk pola dakwah.
Dalam hal ini peran MUI harus menjadi sentral menjawab problem ditengah masyarakat.
Pelantikan MUI dikecamatan Juhar Minggu, (11 Juni 2023) bukan sekedar srimonial tetapi harus dapat menjadi sentral pemersatu untuk membentuk pola sebagaimana rasul membentuk negara Madinah.
Akhirnya mari kita bergandeng tangan mengangkat marwah MUI khususnya ditanah karo.
Saya M.Al Khudri.S.Ag mengucapkan selamat kepada pengurus Mui kecamatan juhar yang dilantik.
Pada hari Sabtu,15-04-2023. Kapolres Tanah Karo AKBP Ronny Nicolas Sidabutar, SH, S. I. K, MH yang di wakili oleh Kasat Samapta AKP. Enda Iwan Iskandar Tarigan hadiri kegiatan Super Camp, Tadabur Alam serta mengaji bareng.
Kegiatan yang di laksanakan di rumah peduli Muallaf Gerpedais Karo di Desa Jaranguda Berastagi, yang melibatkan 10 orang remaja baik putra/putri Se-Kabupaten Karo dan Medan serta Kab. Deli Serdang.
Dalam sambutanya AKP. Enda Tarigan memberikan motivasi kepada remaja muda untuk menghindari Tawuran, geng motor dan narkoba, isi kegiatan positif seperti Super Camp yang saat ini di laksanakan. Apabila mengetahui gangguan Kamtibmas agar menghubungi Call Center Polisi 110 pesannya..
Disisi lain Supartin Sembiring Pandia, SP Sekretaris DPD Gerpedais Karo / Ketua PD DMI Kab. Karp mengatakan, kegiatan ini dilaksanakan guna membangun karakter penerus Bangsa, khususnya remaja tidak terlibat tindak pidana kejahatan seperti, tawuran dan kenakalan remaja lainnya, pungkasnya kepada awak media.
Dalam menyambut Hari Ulang Tahun pengajian merga silima yang ke 18 Tahun, Pengajian tersebut menggelar acara sayukuran bersama anak yatim piatu yang di laksanakan di Masjid Nurul Imam Desa Jaranguda Kecamtan Merdeka Kabupaten Karo, Sabtu (05/11/2022).
Dalam memperingati hari ulang tahun pengajian tersebut masih di suasana hari Maulid Nabi. Ketua pengajian Merga Silima Supartin Pandia dalam sambutannya mengatakan, saya mengucapkan selamat ulang tahun buat pengajian kita yang ke 18 tahun, semoga pengajian kita ini semakin maju dan semakin bertambah anggotanya.
Dimana acara pengajian kita ini, kita juga mengundang beberapa pengajian yang ada di Desa Jaranguda sekitar dan memberikan bantuan kepada anak yatim, sekali lagi saya ucapkan selamat ulang tahun dan selamat datang kepada tamu undangan kami karena sudah menyempatkan waktu untuk merayakan hari ulang tahun pengajian merga silima yang ke 18 tahun ini,” ucap Supartin Pandia.
Ditempat yang sama, mewakili Ketua BKM Masjid Nurul Imam Desa Jaranguda mengatakan, saya mengucapkan banyak terimakasih kepada pengajian merga silima yang sudah melaksanakan acara ulang tahun pengajian merga silima yang 18 tahun di Mesjid yang kita cintai ini.
Yayasan Baitul Maqdisbekerjasama denganBaitul Maal Abdurrahman Bin Aufdan komunitasBAPER (Barisan Pecinta Rasul) menggelar Bakti Sosial berupa pembagian sembako dan uang tunai kepada 30 Mustahiq yang diantaranya para yatim, janda, dhuafa dan muallaf. Lokasi bertempat di Masjid Nurul Iman, Desa Jaranguda, Kecamatan Berastagi, Kabupaten Tanah Karo, Sumatera Utara.
Selain menjalankan kewajiban kita sebagai muslim untuk peduli sesama Muslim, acara ini juga tujuannya di untuk :
– Silaturahmi sesama Muslim
– Menjaga keberlangsungan Majlis Taklim yang rutin kita lakukan setiap pekan di Masjid tersebut.
– Sebagai bentuk kepedulian kepada masyarakat sekitar Masjid tersebut.
– Menjaga dan memperkuat Aqidah para Muallaf.
– Sekaligus untuk menawarkan beasiswa kepada para yatim dan anak-anak yang berprestasi.
Acara Bakti Sosial ini menuai komentar positif dari warga dan para penerima bantuan.
“Besar Harapan kita agar kegiatan ini bisa rutin diadakan setiap bulannya, karena kondisi ekonomi di Daerah minoritas ini masih jauh dari kata cukup.
“Kita berdoa agar Para Ustadz dan Donatur yang menyisihkan sebagian rezekinya, Allah lapangkan rezekinya, serta Allah berikan Hidayah dan keberkahan di setiap aktivitasnya.. Alhamdulillah, Senin 17 Desember 2018
Mengingat semakin bahayanya prederan Narkoba di wilayah Kabupaten Karo, Sumatera Utara. Badan Narkotika Nasional (BNN) Karo, terus menggaungkan tentang bahaya Narkoba kepada semua instansi dan kalangan masyarakat, maupun ditempat – tempat ibadah.
Seperti sosialisasi yang digelar Kepala BNN Karo, di Mesjid Nurul Iman Desa Jaranguda, Sabtu (11/2) pukul 20.00 Wib, di Kecamatan Merdeka, Kabupaten Karo
“Melalui kelompok pengajian, kita berharap supaya kedepannya bisa memberikan edukasi kepada saudara dan anak – anak kita,” Kata Kepala BNN Karo, AKBP. Heppy Surbakti, SH
Sementara itu, kata dia (BNN) , sebagai lembaga BNN, bahwasanya mempunyai tugas, yakni untuk mesosialisasi, memberantas dan menangkap bagi siapa saja yang terlibat dengan Narkoba. “Ada tiga yang dapat mempengaruhi organ tubuh, bisa depresi, Stimulan (untuk menambah energi, tidak bisa tidur), dan Suka berhalusinasi,”
Di kabupaten Karo, para Banda dan Pengguna Narkoba, telah banyak yang dirugikan, karena lanjut Heppy, baik secara materi, tidak adanya keharmonisan dalam keluarga, anak Tidak lagi hormat sama orang tuanya, dan tingkat kriminal semakin bertambah.
Khususnya dikalangan pelajar, dikabupaten Karo, sudah Banyak ditemukan, mulai dari anak sekolah tingkat SD sampai orang tua. Adanya perkembangan pengedaran narkoba, oleh para bandar, menciptakan berbagai usaha, mulai dari cemilan, makan dan permen, “maka kota berharap agar anak anak kita, tetap beri pengarahan dan tetap diawasi semaksimal mungkin.
Peredaran gelap narkoba, Kabupaten Karo adalah peringkat kedua setelah kota medan paling besar peredarannya. Pertahanan bangsa Indonesia, dalam membentengi masuknya Narkoba diwilayah NKRI, sangat rampuh.
Bangsa lain menjajah kita melalui peredaran narkoba, diharapkan kepada pengajian, supaya ada Relawan, untuk membantu menjaga lingkungan kita. “Jika ada saudara kita yang sudah terkena Narkoba, supaya segera melapor supaya segera direhap sebelum berurusan dengan hukum,”imbuhnya
Ketua Perwiriten Marga Slima desa Jaranguda, Supartin Pandai, bahwasanya kehadiran Kepala BNN Karo dan Tim di mesjid tersebut, dapat menambah wawasan semua anggota perwiritan, “terima kasih banyak, kami semua masyarakat yang hadir ditempat ini, akan selalu siap membantu guna meminimalisir Peredaran Narkoba, khususnya di Kabupaten Karo,”ujar Partin Pandia, SP